Posts

Mengapa Masjid Dipaksa Harus Berkubah?

Dalam dunia arsitektur, bentuk tidak pernah netral. Ia membentuk perilaku, persepsi, bahkan keyakinan kolektif. Ini semua adalah teori rekayasa arsitektur, atau lebih tepatnya, arsitektur perilaku (architectural behaviorism). Lalu bagaimana dengan arsitektur masjid? Sudah saatnya kita membongkar sebuah mitos besar dalam dunia arsitektur Islam: bahwa masjid harus berkubah. Faktanya, kubah bukanlah warisan asli dari ajaran Islam. Ia bukan bagian dari desain masjid pada masa awal Nabi Muhammad. Kubah mulai melekat pada arsitektur masjid pada masa Dinasti Umayyah dan semakin populer di era Fatimiyah. Inspirasi kubah itu sendiri berasal dari Romawi dan Bizantium, di mana kubah digunakan dalam gereja dan basilika sebagai simbol keagungan dan kehadiran Ilahi. Penggunaan kubah menyebar ke berbagai rumah ibadah termasuk sinagoga dan gereja Timur Ortodoks karena satu alasan teknis utama: kemampuannya memperkuat gema suara. Di zaman sebelum teknologi suara, struktur kubah adalah solusi akustik ca...

Kamus Bahasa Berau, Apakah Cukup Mempertahankan Bahasa Ini Dari Kepunahan?

Image
  Beberapa waktu lalu, saya menemukan sebuah e-book berjudul Kamus Bahasa Barrau karya M. Basyara. Penemuan ini terjadi ketika saya tengah menelusuri kembali jejak budaya Berau, tanah kelahiran kita yang kaya namun perlahan tergerus arus zaman. Temuan ini sontak menggugah kembali kegelisahan saya yang sebelumnya sudah saya tulis dalam artikel berjudul Bahasa Berau: Antara Identitas dan Kelupaan . Jika kalian belum sempat membacanya, saya sarankan untuk membacanya terlebih dahulu agar tulisan ini terasa lebih utuh. Kamus Bahasa Barrau diterbitkan pada tahun 2023. Yang membuat saya terkejut, saya sama sekali tidak mengetahui keberadaan kamus ini sebelumnya. Bisa jadi saya yang kurang aktif mencari informasi ke perpustakaan, tetapi apakah hanya saya yang luput? Bagaimana dengan Perpustakaan Daerah, Dinas Pendidikan, Dinas Kebudayaan, atau bahkan pihak Pemerintah Kabupaten Berau sendiri? Mengapa tidak ada promosi atau publikasi terkait keberadaan kamus penting ini? Saya memahami bahw...

Bahasa Berau: Antara Identitas dan Kelupaan

Sekitar tahun 2013, saya pernah menyampaikan sebuah pertanyaan sederhana kepada seorang teman yang bekerja di Dinas Pendidikan. Bukan lewat surat resmi, hanya melalui pesan singkat. Pertanyaannya begini: “Mengapa tidak ada muatan lokal Bahasa Berau di sekolah-sekolah kita?” Sayangnya, jawaban yang saya terima tidak menjawab substansi persoalan. Karena tidak menemukan arah diskusi yang jelas, saya memilih menghentikannya di situ. Beberapa waktu lalu, pertanyaan serupa kembali muncul, kali ini dalam percakapan ringan bersama istri saya. Ia bertanya, “Di Berau nggak diajarkan Bahasa Berau ya?” Saya menjawab dengan jujur, “Tidak.” Bahkan sejak saya duduk di bangku sekolah dasar, hal itu dianggap lumrah. Tidak ada pelajaran khusus untuk bahasa daerah kami sendiri. Namun benarkah ini sesuatu yang wajar? Atau kita hanya terbiasa dengan kehilangan yang perlahan? Pertanyaan tersebut memicu renungan yang lebih dalam: Bagaimana jika Bahasa Berau benar-benar punah suatu hari nanti? Kita tidak bis...

Restart 2025: Saatnya Memulai Ulang Hidup dengan Lebih Segar

2024 adalah tahun yang berat. Tidak ada kata lain yang bisa menggambarkannya lebih tepat. Tahun di mana saya mencoba berbagai hal, menyusun rencana demi rencana, berharap ada satu jalan yang benar-benar menjadi milik saya. Tapi hingga penghujung tahun, belum satu pun yang benar-benar memberikan kepuasan, apalagi rasa "ini dia jalanku". Awalnya saya bekerja di sebuah percetakan keluarga. Lalu pada Februari, saya berpindah ke sektor pertambangan — sebuah dunia yang sama sekali baru, keras, dan penuh tantangan. Di sisi lain, saya juga mulai mempelajari banyak hal. Dari belajar bahasa pemrograman Python, sampai mencoba mengikuti kelas digital marketing yang… sayangnya belum sempat saya tonton. Semua terasa seperti puzzle yang belum menemukan tempatnya. Saya juga mencoba memperbaiki hubungan saya dengan keluarga. Tapi rasanya semua terlalu terburu-buru: pergi kerja pagi, pulang malam, lalu bercanda sebentar dan masing-masing kembali dengan kesibukan sendiri. Bahkan hobi saya berm...

Panutan Yang Paling Baik

Image
Oleh Ahmad Endry Husein Suatu hari di sebuah taman, ada dua orang anak kecil bertengkar tentang tokoh pahlawan SPIDERMAN dan POWER RANGERS. Nama mereka berdua adalah Iqbal dan Shaleh. “Leh, kamu kemaren nonton Spiderman ga? wuih Spiderman hebat banget.” Kata Iqbal memulai pembicaraan. “Ah, tapi pasti ga lebih hebat daripada Power Rangers.” Sahut Shaleh tidak mau kalah. Merasa dikalahkan, Iqbal pun membalas perkataan Shaleh,”Kamu belum nonton sih leh, Spiderman bisa ngeluarin jaring laba-laba dari tanganya” ” Tapi Power Rangers bisa ngeluarin robot raksasa yang kuat” Jawab shaleh dengan nada yang lebih keras. “Kalau begitu kita tanya ayahku ya, yang mana lebih hebat, Spiderman apa Power Rangers?” Beberapa saat kemudian, ayah Iqbal pun datang membawakan Iqbal dan Shaleh es krim dan sebelum si Ayah memberikan es krim ke kedua anak tersebut tiba-tiba saja Iqbal mendatangi Ayah Shaleh dan langsung menyodorkan pertanyaan yang membuat Ayah Shaleh tersenyum,“Ayah, beritahu Shaleh nih, S...

Sweet Scene : Last Part

10 April 2016 - THE BEAUTYFUL WEDDING Finally everything going well Everyone were very happy They were standing and dancing The last scene was running very smooth And, since I said the word... I accepted her, as my wife... Her family and mine,blended... We are loving each other Thankyou for everyone Especialy for my mom Without her, there's no wedding... Sweet Scene : END

Aku Mau Jadi Apa?

Image
Bismillahhirrohmanirrohim... Ku awali keluh kesahku dengan sebuah basmalah agar ada sedikit cahaya yang dapat ku bagi kepada diri sendiri dan teman-teman yang membaca curhatan di blog yang semerawut ini. Menjadi dewasa adalah impian setiap ABG, namun tahukah ABG-ABG itu bahwa menjadi dewasa itu hanyalah sebuah "sa" dan bukan "dewa"yang bisa melakukan apapun? "Sa " itu susunan huruf yang tak punya arti apa-apa. Sebuah imbuhan pun bukan. Dan begitulah ketika menginjak dewasa, kita bukan apa-apa kecuali seonggok manusia yang punya tanggung jawab besar untuk keluarga dan lingkungan sekitar. Dan percayalah, semua impian masa kecil kalian hanya beberapa persen yang akan terkabul. Sewaktu TK saya berfikir saya ingin menjadi seorang ahli kimia, menemukan obat penyembuh kanker (kantong kering), menyelamatkan manusia. Beranjak SD keinginan itu memudar, saya ingin menjadi pemain game handal karena saya punya Nintendo, berlanjut ketika saya SMP saya ingin bekerja m...