Aku Mau Jadi Apa?

Bismillahhirrohmanirrohim...

Ku awali keluh kesahku dengan sebuah basmalah agar ada sedikit cahaya yang dapat ku bagi kepada diri sendiri dan teman-teman yang membaca curhatan di blog yang semerawut ini.

Menjadi dewasa adalah impian setiap ABG, namun tahukah ABG-ABG itu bahwa menjadi dewasa itu hanyalah sebuah "sa" dan bukan "dewa"yang bisa melakukan apapun? "Sa " itu susunan huruf yang tak punya arti apa-apa. Sebuah imbuhan pun bukan. Dan begitulah ketika menginjak dewasa, kita bukan apa-apa kecuali seonggok manusia yang punya tanggung jawab besar untuk keluarga dan lingkungan sekitar. Dan percayalah, semua impian masa kecil kalian hanya beberapa persen yang akan terkabul.

Sewaktu TK saya berfikir saya ingin menjadi seorang ahli kimia, menemukan obat penyembuh kanker (kantong kering), menyelamatkan manusia. Beranjak SD keinginan itu memudar, saya ingin menjadi pemain game handal karena saya punya Nintendo, berlanjut ketika saya SMP saya ingin bekerja menjadi ahli komputer hanya karena saya bisa mengetik di Word dengan cepat. Waktu SMA saya ingin menjadi ahli komputer dan akhirnya kesempatan itu datang, saya berangkat ke Malaysia dan gagal! Kegagalan ini membuat saya tertekan... sekali lagi.. mau jadi apa saya?

Saya beranjak ke Bandung, berkuliah lagi dan mengambil Manajemen, lalu pindah ke Akuntansi, dan menganggur selama 1 tahun.

Tahun 2011 adalah puncaknya, berfikir tidak mampu berkuliah di bidang IT dan Ekonomi, saya mengambil jurusan yang sewaktu SMA adalah mata pelajaran yang paling tinggi nilainya bisa saya dapatkan, dan itu adalah Sastra Inggris.

Tahun 2015 alhamdulillah saya berhasil mengelesaikan pendidikan ini.

Umur saya 25 dan saya akan menikah. Yang saya bingungkan sekarang adalah : mau jadi apa saya?

Saya bisa mengerjakan beberapa bidang diantarannya: Penerjemahan (kemampuan dasar yang saya dapat dari jurusan saya.), dan desain dengan corel dan google sketchup. Namun saya tidak ahli keduanya... masih ada yang lebih ahli daripada saya...

Dan lagi, mau jadi apa saya?

Saya sebenarnya sedang berusaha membuat beberapa usaha namun saya tetap butuh karir untuk memberi makan keluarga saya tiap bulan. Bisnis penghasilannya tak pasti.

Kadang terbesit dipikiran saya, kenapa saya tidak mengambil jurusan tehnik.dan kesehatan?

Ya nasi sudah menjadi bubur, syukuri apa adanya..

Kelak jika ada waktu saya ingin menemukan jati diri saya, saya akan berkuliah di salah satu akademi di Bandung untuk mengambil kelas perhotelan/culinary selama 1 tahun.

Saya memperkirakan bahwa saya akan menjadi benar-benar ahli dibidang tertentu  umur 26 atau 27 dan berkarir di umur 28.

Inilah hidup.. tak selamanya sesuai dengan ekspetasi...

Comments

Popular posts from this blog

Bahasa Berau Asli (Banua) di Ambang Kepunahan.

Kamus Bahasa Berau, Apakah Cukup Mempertahankan Bahasa Ini Dari Kepunahan?

Menyikapi Musuh: Pelajaran Berharga dari Sebuah Permusuhan