Kasep Mata Bagian : 5
Ashlam kembali teringat kejadian malam itu, sosok Evelin yang berlari menerobos gelapnya pasar, tak bisa ia lupakan begitu saja. Ia mencoba menerka-nerka misteri tersebut dalam pikirannya, namun tak ada jawaban. Yang ada hanyalah kekosongan, yang justru menariknya semakin dalam ke dalam mimpi.
Seperti biasa, Ashlam mengayuh sepedanya menuju sekolah, dengan bayang-bayang Evelin yang terus menggelayuti sepanjang perjalanan. Ia sebenarnya tak ingin menggubris perasaan itu, namun tak bisa pula menutupi hatinya. Rasa panas dari dalam dadanya membakar perasaannya, cintanya kepada Evelin. Hari itu juga, setelah sampai di sekolah, ia memutuskan untuk mencari tahu di mana Evelin sekarang.
Sesampainya di sekolah, Ashlam langsung memarkirkan sepedanya dan bergegas menuju kantin yang terletak beberapa meter dari kelas X4.
Di sana, ia bertemu dengan Tika, sahabat Evelin yang cukup sering bersamanya. Perawakannya tambun, dan rambutnya dikepang dua.
Tanpa basa-basi, Ashlam langsung duduk di dekat Tika dan berkata, "Tika, gue nggak akan basa-basi." Kata Ashlam dengan terengah-engah.
"Sorry Lam, lu nggak bakal dapat jawaban dari gue," jawab Tika sambil menyeruput mie dari mangkok baso. Kemudian ia melanjutkan, "Gue tahu kok lu mau tanya apa."
Mendengar itu, Ashlam langsung bertanya tentang keberadaan Evelin, "Oke, Tika, di mana Evelin sekarang?"
"Helloooo... kemana aja lu? Udah berbulan-bulan, sekarang baru nanya ke mana Evelin?" Tika membalas dengan nada ejekan.
Ashlam terdiam sejenak, terkejut dengan ejekan Tika.
"Lu cari tahu sendiri aja..." lanjut Tika, semakin mengejek.
"Tika, tolong bantu gue. Gue akui kalau gue mencintai Evelin..." Ashlam berkata dengan serius.
Tika tertegun sejenak, lalu berkata, "Serius lu? Cinta? Kenapa nggak dari dulu lu ngomong ke Evelin... dasar CULUN!"
Bagi Ashlam, kata "culun" sudah menjadi hal biasa dan sering ia dengar. Ia tak terlalu peduli dengan ejekan itu.
"Iya, karena itu, Tik, gue mau ngomong langsung ke Evelin, detik ini juga, kalau kamu mau ngasih tahu di mana dia sekarang." Ashlam meminta dengan nada penuh harap.
Tika menghabiskan suapan terakhir baso, lalu menjawab, "Gue nggak bisa, Lam. Bener-bener nggak bisa."
"Kenapa?" Tanya Ashlam, semakin penasaran.
"Gue nggak bisa..." Tika menjawab pelan.
Bersambung...
Comments
Post a Comment