Kasep Mata Bagian: 4
Ashlam mencoba memutar roda waktu, mengulang kembali segala kenangan yang telah dia lalui bersama Evelin. Namun, dia tak mampu melakukannya karena setiap kenangan itu terasa begitu menyakitkan.
Ia bangkit dari tempat tidurnya, mencoba menatap keluar jendela, berharap menemukan petunjuk yang bisa menjelaskan mengapa Evelin pergi. Tapi yang terdengar hanya suara hujan yang jatuh perlahan, menemani kesendiriannya. Tak ada satu pun hal yang terlintas di pikirannya.
Beberapa saat kemudian, Ashlam merasa lelah. Ia pun kembali merebahkan kepala di kasur kapuknya yang sudah lusuh. Dunia seakan meredup, gelap menyelimuti, dan rasa kantuk pun datang menggulung. Tak lama, ia pun tertidur.
17:45
Ashlam terbangun tiba-tiba, tubuhnya dibalut keringat dingin. Ia bertanya-tanya dalam hati, Apa yang terjadi? Evelin, apa yang terjadi padamu? gumamnya pelan.
Dalam tidurnya, Ashlam bermimpi bertemu dengan Evelin. Namun, Evelin tak mengucapkan sepatah kata pun. Hanya wajahnya yang merona, tampak lebih bersih dan cantik dari sebelumnya.
Dengan perasaan yang campur aduk, ia bangkit dari tempat tidur, mengganti piyama, mengambil sepeda ontelnya, dan bergegas menuju tempat pertama kali dia berkenalan dengan Evelin—di pasar.
Sekarang aku tahu bahwa aku mencintaimu, Evelin, pikirnya dalam hati, sambil terus mengayuh sepedanya menuju pasar.
Sesampainya di pasar, ia berhenti tepat di depan gerbang. Jam menunjukkan pukul 21:45, dan suasana pasar sudah sepi. Hanya jajaran stand pedagang yang tampak samar-samar diterangi cahaya bulan.
"Evelin, apakah kau ada di sini? Aku ingin mengakui sesuatu," kata Ashlam, terdiam sejenak, berharap ada jawaban dari belahan hatinya. Kemudian ia melanjutkan, "Aku benar-benar mencintaimu."
Tiba-tiba, dari ujung pasar, Ashlam melihat sesosok wanita yang sangat mirip dengan Evelin. Tanpa berpikir panjang, ia berlari mengejarnya, menembus kegelapan malam. Betapa terkejutnya dia ketika sampai di ujung pasar, hanya menemukan tanah kosong yang terbentang luas. Tak ada tanda kehidupan, hanya desiran angin yang membuat bulu kuduk Ashlam merinding.
Bersambung...
Comments
Post a Comment